Senin, Februari 19, 2007

dims 3 x 4 m (Aku Menangis)


Aku menangis, saat sendiri, aku menangis dalam hati, aku ingin berteriak tapi itu tak mungkin kulakukan. Kini ku tau, terlalu lama jenuh ternyata tak baik , terlalu lama menyendiri juga tak ada untungnya. Huaa apa yang telah kulakukan. Seharusnya keadaan seperti ini tak akan mengganguku lagi. Karena aku tau, aku sudah biasa menghadapinya. Aah, tapi ini berbeda, ternyata aku tak bisa bertahan, yaa.. walaupun masih kupaksakan akan baik-baik saja. Walau nyatanya ku meringis dalam hati.  Semua memang butuh komunikasi, kehilangan waktu adalah penyesalan.

Sekarang disini aku sendiri, duduk seorang diri, dan tak ada yang datang. Dulu, disini tak begini. Disini tak sepi, dan disini selalu ada.. ternyata ku butuh kalian..
Kalian yang unik, kalian yang berbeda, kalian yang menyebalkan, kalian..aah, memang kalianlah yang terbaik, tak ada yang melebihi kalian, dan tak ada yang seperti kalian. Itulah kalian.... terlalu bodoh untuk melupakan kalian.
Hei..dimanakah kalian? Tertidur pulakah?..atau aku yang salah..ya..ini mungkin memang salahku. Seharusnya aku tak lari, seharusnya aku tak sembunyi. Arghk..sudah terlambat!menyesal dan menyesal.

Masih mencoba untuk kembali, seandainya masih bisa. Aku masih disini. Sejak mentari pagi hingga menjelang senja. Aku takkan pergi. Biar kalian mengoceh, biar kalian berkoar.  Bahkan sejenak mereka tak bisa. Dulu tak ada kata "itu", yang ada kata "bisa".
Pernah ku pergi ke tempat yang sama, kukira bisa mendapatkan lebih. Kupikir bisa lebih bermakna. Nyatanya aku salah, aku tak bisa, aku tak sama dengan mereka. Karena aku adalah kalian. Kalian menuntut,tapi tak mencaci, kalian marah, tapi tak memfitnah, kalian membenci, tapi tak diam. Kalian dan aku pasti kembali.

Hei...aku disini, tak adakah yang merasakan?, dan datang menemaniku. Bodoh, kenapa aku selalu terlambat?. Kenapa selalu menunda-nunda, pernahkah ini dirasakan mereka?para tetua, para pendahulu zaman?

Heii...disini hampir malam, diruang sempit penuh memory. Memejamkan mata, mencoba membayangkan bahwa aku tak sendiri, disini. Tempat yang dulu penuh tawa, saling mancaci, mencoba untuk berdebat, sakit hati, tempat yang selalu penuh sesak hingga tak muat. Masih..aku masih disini. Didepan layar. Senja  semakin menghilang. Satu keajaiban inginku saat kubuka mata , kalian ada di belakangku. Ada disini.
(180207;18:15)