Sabtu, Maret 17, 2007

IMAN.......


P
erkembangan teknologi yang semakin maju, bukannya membuat hidup semakin ringan. Yang terjadi justru menambah beban hidup tiap manusia. Lihat saja dengan adanya teknologi-teknologi terbaru yang katanya bisa meringankan hidup, membantu manusia dengan kecanggihan teknologi, justru hal ini akan membuat manusianya semakin komsumtif dan berusaha selalu bersaing. Contoh, dengan adanya perkembangan teknologi HP. Setiap manusia ingin memiliki Hp yang semakin canggih dan orang akan merasa ketinggalan jaman kalalu ga make HP. Padahal dulu juga ga ada HP baek-baek aja tuh. Ga ada AC di rumah juga tenang-tenang aja , ga punya kendaraan sendiri juga santai-santai aja. Bahkan bisa menyehatkan tanpa itu semua. Lalu, kenapa sekarang seolah tanpa itu semua, hidup takkan berjalan. Orang-orang dulu bisa hidup dengan hanya makan nasi jagung, minum dengan air masak sendiri. Kenapa sekarang sulit?, padahal sama aja. Manusianya aja yang merubah. Nah, kalau gue sendiri? nah itu dia, gue hidup di jaman ini. Dan keadaan gue yang mendidik kita seperti ini. Buktinya anak-anak terdahulu bisa tuh hidup dan bahagia dengan keadaan mereka di waktu itu. Ya waktu itu. Tapi, bukankah sama saja. Jadi kalau gitu, tiap manusia terdidik oleh keadaan bukan?. Berarti bisa saja donk, dia hidup dan bahagia dengan keadaan yang sederhana dan apa adanya dengan didikan dan lingkungan yang sama?. Sayangnya pengaruh Lingkungan dalam perkembangan manusia lebih dominan. Okey, kalalu gitu manusia itu membuat dirinya semakin sullit oleh dirinya sendiri.

Kondisi yang membuat dirinya tergantung dengan keadaan. Contoh, sok atuh lihat kondisi di pedesaan. Mereka tetap bisa hidup dan bertahan dengan keadaan yang sederhana. Bagi mereka itu adalah cukup dan mereka bisa aja bahagia. Tapi, beda jika ini terjadi pada manusia yang hidup dikota yang penuh teknologi, dengan keadaan yang sama di desa. Menurut dia kondisi seperti itu adalah kondisi yang menyedihkan. Dan sulit untuk hidup. Nah loh, padahal sama-sama manusia. Dan yang terjadi saat ini parahnya,keadaan yanng serba modern ini dijadikan patokan hidup. kalau ngga ada materi rasanya hidup telah habis.

Okey BAHAGIA!. Bukankah bahagia itu dirasakan oleh hati, diresapi oelh jiwa?. Yang bahagia itu jiwa kitakan?. Dan apa yang yang dirasakan oleh hati itu tergantung dari apa yang dipikirkan oleh tiap manusianya?. Apa yang ada dipikirannya, apa yang ada diotaknya?. So, semua tergantung pikran masing-masing orangkan?. Lalu, apakah bahagia itu semua tergantung dari sebuah materi dan teknologi?. Okey dengan adanya materi hati akan merasa senang, dan itu jelas bisa bahagia. Apakah ini sepenuhnya bisa diterima?. Idealisnya memang ga, iya kan ?. Tapi, apa tiap manusia bisa melewatinya ?. Ada yang tidak, ada yang nggak kan?. So, apa lagi yang membedakan?. Ada tuh orang yang kaya raya tapi nggak bahagia, ada juga yang hidup pas-pasan juga nggak bahagia. Lagi-lagi materi yang jadi biang keroknya. Orang kaya, tapi dia terus merasa kekurang. Orang biasa, tapi dia ga bisa nerima keadaan hidupnnya. Semua tergantung dari apa yang dipirannya. Coba senadainya dia ga mikirin gengsi dan materi. Asal bisa hidup, asal bisa ngejalnin hidup, dan apa yang dimilikinya adalah kekayaan yang sudah cukup. Bukankah ini tidak menjadi beban?. Aaah.... kalalu ngomonign soal idealis, emang gampang, tapi kenyataan ngga sepenuhnya demikian. lagi-lagi semua tergantung dari pikiran.

Okey bicara soal PIKIRAN!. Sekarang apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan tergantung apa?. Tergantung apa yang dilhatkan? tergantung apa yang di hati jugakan?. Berarti pikiran juga tergantung perasaan. Tergantung HATI. Lalu apa yang ada di hati?
IMAN! itu dia!. Basi ya...?. Tapi, kenyataannya emang gitu ko, ga bisa ngelak yang namanya iman. Mentok-mentoknya juga ke imankan?. Dan kalau dirunut emang ujungnya tegantung dari iman tiap-tiap manusianya. Ini dasar yang paling kuat.Dan ini bisa mengendalikan pikiran, rasa, dan jiwanya, hingga rasa bahagia. Apa yang dilihatnya, Iman yang ngontrol.
Dan IMAN tergantung dari kepercayaan dan Tuhannya. Tergantung bagaimana Tuhan dan ajarannya. Dan bagaimana ia mendalaminya, iya kan?. Makanya sering kita dengar, " semua itu tergantung iman masing-masing orang, imannya kuat dia bertahan, imannya lemah maka dia punah". So, kalau kembalinya ke iman, mau bagaimnapun keadaannya, bagaimanapun kondisi, dia tetap bisa bertahan dan bahagiakan?. Jadi, ga tergantung dengan materi dan teknologi kan?. ya..hidup ngga akan berakhir dengan sia-sia dan merusak pikiran sendiri dengan iman yang kuat. Artinya setidaknya kita belajar legowo, sabar, dan apadanya. eh, nyambung ga sih. ( 160307; 10:33).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar