Sabtu, Agustus 21, 2010

Ketika pendidikan menjadi sangat mahal !!!!

"Allah...mau kuliah aja kok susah!" Kataku diantara rekan-rekanku setelah menerima hasil pengumuman jumlah SKS yang harus kami tempuh dari salah satu perguruan tinggi yang beberapa minggu lalu kami beramai-ramai mendaftar kesana.

"bukan kuliahnya yang susah Mun...tapi biayanya yang susah."  kata rekanku menimpali. Pasalnya, SKS yang harus kami tempuh hasil konversi dari jurusan kami sebelumnya ternyata sangat banyak.Itu artinyapun kami harus mengeluarkan kocek yang lebih, plus butuh waktu kuliah yang lama pula, jauh dari target banget. Kata temenku " Ini mah sama aja kita ngulang dari awal lagi...". Memang, seharusnya kami bisa mengambil jurusan yang sesuai dengan jurusan kami sebelumnya untuk mendapatkan jumlah sks yang tidak terlalu banyak. Cuma masalahnya disamping menyesuaikan dengan kebutuhan kerja yang kami jalani sekarang, juga karena jurusan beberapa dari kami tidak ada di universitas tersebut. Dan kami memang sepakat untuk mengambil jurusan yang sama yang sesuai dengan kebutuhan kerja kami saat ini. Disamping itu, perguruan tinggi yang kami tuju itu adalah perguruan tinggi yang termurah dan bermutu bagus(setidaknya minim terakreditasi B) yang telah kami survei di lokasi kami tinggal.

Sayangnya, apa mau kata, kenyataan berkata lain. Ternyata jumlah SKS yang harus kami tempuh sangat banyak. Dan kami tidak punya banyak waktuk untuk itu. Terlalu lama.

Alhasil, malam itu saya dan beberapa rekanku berkumpul di depan asrama dan berdiskusi mencari solusi yang selanjutnya harus kami jalani. Beberapa tertunduk lemas, pias, bingung, yang lain terduduk lemas bertopang dagu. Jalan yang terlihat kemudian didepan kami adalah dua perguruan tinggi yang satu tingkat diatas perguruan tinggi sebelumnya karena dua perguruan tinggi target kami selanjutnya terdapat jurusan kami masing-masing, sehingga bisa meminimal adanya konversi. Setidaknya lebih sedikit jumlah SKS yang kami tempuh. Namun, permasalahannya kemudian adalah....Biaya!. Kami semua jadi mentok disana. Dua perguruan itu memakan biaya yang tidak sedikit. Kami serempak langsung hitung-hitungan antara penghasilan kami sebulan dengan biaya yang mungkin kami keluarkan untuk kuliah. Dan semua termasuk saya benar-benar pias, kami terdiam. Setidaknya kami harus mengeluarkan hampir lebih tiga perempat biaya kuliah dari penghasilan kami tiap bulannya. Rekanku yang telah memiliki keluarga memijit-mijit kepalanya.
 " Anakku..nanti mau dikasih makan apa?"
Sedangkan saya dan beberapa rekan lainnya terbayang pula harus membayar biaya kost dan makan pula tiap bulannya.
" itu pun belum termasuk biaya angkot dan belanja tiap bulannya " kataku dalam hati. Kepalaku sudah mulai puyeng. "Alamat ga bisa ngirim kerumah juga nih..." masih kataku dalam hati. Saya masih saja menghitung-hitung biaya yang harus dikeluarkan jika kami akhirnya memutuskan untuk mengambil perguruan tinggi yang kedua.

"Enaknya sih perguruan tinggi yang ini sistemnya paketan..jadi sudah jelas 1,5 tahunnya".
"iya, cuma ya itu biayanya...". fiuh...

Dilema. Itulah yang terjadi pada kami. Antara mencari waktu kuliah yang singkat, Karena kami memang tanpa sengaja (walau tidak ada aturan yang mengharuskan )dituntut untuk segera menyelesaikan pendidikan lanjutan kami ( Kami sendirilah yang berinisiatif untuk segera mennyelesaikan, karena ada satu lain hal yang membuat kami demikian yang berhubungan dengan kerja kami saat ini )dengan biaya kuliah yang murah, melihat kondisi penghasilan kami pun yang tidak seberapa.

Miris. Itulah yang terjadi. Saat pendidikan menjadi sesuatu yang sangat mahal.
" sial..kenapa harus mentok dibiaya sih". Hal yang paling kubenci dari dulu adalah jika kuingin melakukan sesuatu dan ternyata harus mentok di biaya.
" gw benciiiiiiii banget..!"
Kebencianku mungkin bermula dari dulu saat saya akan melanjutkan kuliah ternyata kuterhalang oleh biaya dan kuharus terlunta-lunta kesana kemari mencari beasiswa dan bantuan para dermawan. Dan ku melihat beberapa rekanku dengan mudahnya lewat jalur khusus tinggal bayar sekian ratus juta dan mereka siap dengan bangku kedokteran dan jurusan lainnya. Dan yang bikin resenya, nilai dia dibawahku. Dan mereka bisa seenaknya tanpa pusing langsung masuk perguruan tinggi yang mereka ingini dengan jurusan yang mereka pilih. " ALLAH...". Saat itu sungguh ku merasakan ketidakadilan yang sangat. Sakit Hatiku makin menjadi ketika ternyata kemudian banyak peristiwa Malpraktek yang terjadi pada dokter-dokter saat ini. Dalam hati saya berkata " Dokter apaan kalau masuk nya aja ga pakai otak!, ga heran kalau terjadi Malpraktek!".
 (Astagfirullahaladzim.....-_-)

Dan ketika disana sini menggembar-gemborkankan sekolah murah, sekolah gratis. gw cuma bilang 
" preeeeeeeeeeeeeeeet...."

Dan kesalutanku pada salah satu sahabatku. Ia anak ber-ekonomi biasa, tapi cerdasnya jangan dikata. Kami selalu berdiskusi bersama dalam segala pelajaran. Dia guruku saat ku takbisa beberapa mata pelajaran. Saya jadi ingat, bagaimana kami dulu sering bersaing dalam pelajaran matematika. Cita-citanya menjadi seorang dokter tidak mengalahkan tingginya biaya kuliah. Ia terus berjuang ke semua perguruan tinggi negeri untuk lolos ke bangku kedokteran. Dia belajar mati-matian. Dan ALLAH Maha Pengasih bagi hambanya yang berusaha. IA lolos kawan!. Tanpa ratusan juta rupiah!. Ia menggunakan otaknya. Saat itu kami berdua sama-sama ingin membuktikan, bahwa kami pun bisa!. Saya pun tahu, bagaimana sakit hatinya dia saat dia tidak diterima di perguruan tinggi pilihan pertamanya sedang kawanku yang membayar ratusan juta dengan peringkat waktu di kelas dibawah sepuluh diterima. Tapi ia bisa membuktikan sekarang.Bahwa Uang bukan segalanya. Sekarang ia Telah menjadi dokter muda. Dan saya bangga padanya. Dialah sejatinya seorang dokter. Dan ku tak pernah ragu saat berkonsultasi kesehatan padanya. Karena kutau, ia tak kan menyia-nyiakan masa kuliahnya.

Dan sekarang. Kembali ku mengalami hal yang sama lagi. Dan rasanya ku ingin berteriak
 " AAAAAAAAAARGGGGGGGGHKKKKKK....". 
" pasti ada jalan..." kata kawanku kemudian.
Kami semua berdiri, malam telah larut, waktu jam malam akan segera berakhir, gontai bersiap kembali ke kamar dengan pikiran masing-masing. Apa yang akan terjadi nanti tak ada satupun yang tau. Dan kami hanya mencoba untuk berusaha. Saya jadi teringat status salah satu kawan " haram hukumnya untuk berputus asa"

" Semoga saja ada sesuatu yang terbaik dibalik jalan yang berliku dalam menempuh niat kita ini mun..." Sang sahabat memelukku dari belakang dengan mata yang berkaca-kaca. Berjalan menuju ke asrama. "amin...amin ya Rabb" kataku tersenyum padanya " pasti". Kupandangi langit "hmm..untung malam ini tak ikutan mendung".

ALLAH...Semoga Engkau memudahkan jalan kami dan niat kami yang baik ini.
Bukakanlah jalan, terangkanlah...hingga kami bisa berjalan dalam keterangan dan tenang. Amin..Amin ya Rabb.

Dalam ramadhan-MU ku berdoa.(-_-)

Everything's gonna be Ok!
SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT kawans..!!!!!v(^O^)v
Man Jadda wa jadda


12082010;23;

8 komentar:

  1. Duuuh, moga cerahlah esok hari. Tuker link yuuk, linknya udah saya pajang di bloglist saya... :-))

    BalasHapus
  2. sabar ya aisyah... pasti ada jalan buat anak2 cerdas yang haus ilmu pengetahuan... man jadda wa jada

    BalasHapus
  3. Iya..kadang-kadang timbul pertanyaan adakah ketidakadilan telah muncul, berjalan berkeliling dan tertawa-tawa??
    Turut bersyukur atas sikap positif yang diambil. Coz there's always a way to pass through the critical and hard condition.

    BalasHapus
  4. Bukankah sudah ada progam pemerintah ttg penddidkan gratis...???zaman skarang duit yg jadi nomor satuu...! setelah lulus mo jadi PNS saja harus siap2 mengeluarkan puluhan juta wedeeewww yang kayak begini susah di bumi hanguskan ...apa apa di nilai pake duit

    BalasHapus
  5. Tidak cuma pendidikan yang semakin mahal, tetapi juga kesehatan, karena orientasi di keduanya tidak lebih dari sekedar bisnis, ..bisnis pendidikan atau bisnis kesehatan

    BalasHapus
  6. insya'Allah....jika kita selalu berusaha dan meminta pertolongan hanya pada-NYA... "pasti" diberi jalan yang terbaik oleh-NYA muuuun ...
    SEMANGATTTTT yaaaa.... :-)

    BalasHapus
  7. Tetap semangat ya dan ceria :) ketika aral menghadang seperti masalah biaya, dengan tetap optimis, seringkali kemudahan datang menghampiri kita, Keep smile...

    BalasHapus