Pagi ini, saya dan rekan-rekan dengan perasaan pilu mendengarkan cerita kawan yang memiliki pengalaman di tempat kerjanya bagaimana sang pelayan masyarakat seharusnya melayani masyarakatnya terutama indonesia, yang seharusnya tak memandang siapa dan bagaimana status si rakyat. Saya miris saat mendengar kawan saya bercerita ada rekannya yang mengatakan
"hallah..ngapain juga orang kayak gitu diurusin ..kayak ga ada kerjaan lain aja..cuma orang kayak gitu aja", saat itu kebetulan sang pengadu adalah seorang kakek tua renta yang miskin. Astagfirullah..hati saya sakit mendengarnya..ingin rasanya berontak..ingin rasanya berkata " kurang ajar!". Tak kusangka, dan saya benar-benar merasa miris..kata-kata itu keluar dari seorang yang katanya berpendidikan tinggi, yang kedudukan mereka seharusnya melayani masyarakat dan memang itulah tugas mereka, dan karena itulah mereka digaji..untuk melayani masyarakat!menolong rakyat indonesia!apapun masalahnya!apapun statusnya! Kita ada untuk mereka...Allah.. jika memang mereka tak mau melakukan dan gengsi untuk bertemu dengan orang-orang seperti itu, kenapa dia masuk , melamar kerja sebagai 'abdi negara'! taukah dia arti sebuah "abdi negara'??????. Apakah hanya karena sebuah prestis???. kurang ajar sekali kalau begitu...Astagfirullah..semoga saya dan kawan-kawanku beriman lain tak seperti itu...
Namun walaupun kamipun bukan sebagai 'abdi negara', 'pelayan masyarakat', bukankah memang sudah selayaknya kita saling tolong menolong..apapun statusnya..apapun masalahnya..karena bukankah kita satu saudara , satu darah, satu tanah air.. Tuhan apa jadinya kita jika tak mau melihat kebawah...Tuhan..
Memang benar kata orang tua, ilmu yang tinggi, secerdas-cerdasnya orang jika tak dilandasi moral dan agama yang baik..makanya jadinya adalah 'syetan'. Tak berarti apa-apa.
ALLAH..jagalah hamba semoga hamba tak demikian..demikian pula sodara-sodaraku beriman yang lain..amin.
hehehe..smoga saya bukan 'abdi negara' yang seperti itu mbak.. salam kenal ya..(^_^)
BalasHapus@ rika : amin.amin.amin.
BalasHapussalam persahabatan..
tenkyu wa syukron lan maturnuwun
^___^
Haloo !! met sore mbak ! saya ikut nyimak aja yak. .
BalasHapushehehe. .
@ sou : jiaaaaaaaahh..nyimak,goceng!hehehe.*kidding.=p
BalasHapusmet sore juga, tenkyu...^___^
Abdi negara khan kita2 juga termasuk buktinya Taat bayar pajak ehh malahan di sikat sama gayung ehh Gayuss..APA KATA DUNIA
BalasHapuslebih baik jadi ABdi Allah saja dehh mbakk...
@ bang ipin : hehehe iya...
BalasHapusmemang sangat beruntung orang2 yang punya ilmu dan manaat...
BalasHapuspemerintah pelayan rakyat atau rakyat pelayan pemerintah aku makin rancu. secara filosofis dan fundamantal mereka melayani dengan pelayanan umum dan tata negara tapi secara realitas mereka menjadi raja atas rakyat.
BalasHapusteriak dong
BalasHapusya begitulah si abdi negara ini, banyak yang kemaruk hormat, harta, kuasa. Padahal di gaji rakyat.
BalasHapusKrisis moral itu jauh lebih bahaya
BalasHapusJadi, jangan biarkan jerit kelaparan makin membahana di kala ketidak jururan merajalela
astaghfirullah harusnya abdi negara g kayak gitu..semua makhluk dimata Allah sama kecuali amal ibadahnya...
BalasHapusmoga kelak saya g seperti itu amien...
adigang...adigung...adiguno...kayaknya satu ungkapan dari jaman majapahit ini masih berlaku hingga sekarang ya jeng
BalasHapusiyah punya ilmu tinggi klo ga bermoral ya sama aja cm jadi penambah masalah :)
BalasHapusyah dimana pun kaki kita berpijak sekarang,pelayan masyarakat, swasta, pelajar, guru, atau apapun, semoga kita bisa memberikan yg terbaik untuk hidup...
BalasHapusada awatd buat mbk aisya diambil ya
BalasHapusasalamualikum...
BalasHapussetelah membaca artikel ini dengan tanpa disadari
saya merasa iba mbak, siapa kita di atas dunia ini semua adalah sama
sebagai orang yg berpendidikan seharusnya mempunyai wawasan dan sikap yang bijaksana untuk saling menghargai...
Sukses Slalu!
Semoga saja abdi negara yg spt itu dapat segera merubah sikapnya agar dapat memberikan pelayanan yg memuaskan bagi masyarakat.
BalasHapussemoga ini membuka mata mereka yang hatinya tertutup hijab..
BalasHapus@ all : semoga kita tidak hanya sekedar menulis artikel..meluapkan segala keluh kesah dan sekedar komentar saja..tapi itulah sebenarnya ungkapan hati dan benar-benar kita tanam di dada kita bahwa kita tidak seperti itu..menerapkannya di dunia nyata...
BalasHapuskarena percuma kata tanpa tindakan..dan percuma kata jika dlm nyata kita lari saat dihadapkan....
afwan, sekedar hanya saling mengingatkan..
amin.
Semangat indonesiaku!!!
bener, moral dan nilai-nilai keyakinan kita.
BalasHapussekecil2nya ilmu ketika disumbangkan bagi kemanusiaan jauh2 lebih berharga daripada punya begitu banyak keahlian tetapi dunianya sempit.
wahh memang di negara kita kayak begitu..
BalasHapusyang kaya makin kaya..
yang miskin makin kiskin..
Met Malming aja dechhh
BalasHapusIya yah, dia belum sadar bahwa dia itu 'abdi negara', bahwa dia itu digaji oleh uang rakyat. Mustinya dia ikhlas bekerja untuk rakyat, dan sadar bahwa tugasnya memang melayani masyarakat. :(
BalasHapusSemoga dia cepat tersadar....
.kunjungan perdana ni mbag..
BalasHapus.tukeran link mw g?
.blog.a dah d follow. D tggu follback.a
BalasHapussatu kata untuk orang itu "MEMALUKAN". Dia telah mencoreng nama korps nya. Mudah-mudahan diberi kesadaran oleh Yang Maha Kuasa. Hmmm... Pelajaran juga boleh deh (habis sebel banget).... X-(
BalasHapus.semoga bangsa kita bisa bangkit dari keterpurukan...
BalasHapusketika tanggung jawab diberikan pada orang yang tidak amanah, hanya kesengsaraan yang timbul...
BalasHapusnyata kerusakan dilaut dan di darat adalah akibat tangan jahil para penguasa,, :(